TIMES MATARAM, JAKARTA – Bumi sedang bergerak ke arah yang berbahaya, bahkan mungkin lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya setelah diketahui bahwa suhu rata-rata naik lebih dari 1,5 °C, Ini di atas tingkat pra-industri untuk pertama kalinya pada 2024.

Ilmuwan iklim mengumumkan peningkatan tersebut, dan ini menandakan bahwa dunia telah gagal, setidaknya dalam upayanya menghindari melewati ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mencegah dampak terburuk dari pemanasan global.

Untuk saat ini, ukuran itu hanya satu metrik dalam satu tahun, tetapi para peneliti mengatakan bahwa hal itu jelas berfungsi sebagai pengingat, dan yang jelas lagi dunia sedang bergerak ke wilayah berbahaya, bahkan mungkin lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Peneliti menyebut tahun 2024 resmi tercatat sebagai tahun terpanas dengan kenaikan suhu global melebihi 1,5 derajat Celsius sepanjang tahun.

Pemanasan 1,5 derajat sejak masa pra-industrial ini disampaikan oleh Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa, dengan mengatakan bahwa perubahan iklim mendorong suhu planet ini ke tingkat yang belum pernah dialami oleh manusia modern.

"Lintasannya sungguh luar biasa," ujar direktur C3S, Carlo Buontempo, dikutip dari Straits Times seperti dilaporkan CNN.

Buontempo menggambarkan, bahwa setiap bulan di tahun 2024 merupakan bulan terpanas atau terpanas kedua untuk bulan tersebut sejak pencatatan dimulai.

NASA juga mendapati bahwa tahun 2024 lebih panas daripada tahun mana pun setidaknya sejak tahun 1880. Sebelumnya, tahun 2023 dianggap sebagai tahun terhangat di planet ini yang pernah tercatat.

Para ilmuwan di NASA dan Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) mengatakan, tahun 2024 lebih panas daripada tahun mana pun sejak setidaknya tahun 1880. Sebelumnya, tahun 2023 dinobatkan sebagai tahun terhangat di planet ini yang pernah tercatat .

Menurut NOAA, rata-rata suhu permukaan daratan dan lautan tahun lalu melampaui tonggak sejarah 2023 dengan kurang dari dua persepuluh derajat Fahrenheit.

Rekor yang dipecahkan berturut-turut tersebut merupakan bagian dari lintasan pemanasan berkelanjutan yang telah lama diperingatkan oleh para ilmuwan iklim dan telah diprediksi dalam berbagai model iklim.

"Sekali lagi, rekor suhu telah dipecahkan,  tahun 2024 adalah tahun terpanas sejak pencatatan dimulai pada tahun 1880," kata Administrator NASA, Bill Nelson dalam sebuah pernyataan.

"Di antara suhu yang memecahkan rekor dan kebakaran hutan yang saat ini mengancam pusat dan tenaga kerja kami di California, memahami perubahan planet kita menjadi lebih penting dari sebelumnya," ujarnya.

Ilmuwan NASA memperkirakan bahwa pada tahun 2024, suhu Bumi sekitar 2,65 derajat Fahrenheit (1,47 derajat Celsius) lebih panas daripada rata-rata pertengahan abad ke-19, periode dari tahun 1850 hingga 1900.

Meskipun hampir setiap sudut planet ini lebih hangat dari biasanya pada tahun 2024, terdapat beberapa perbedaan regional. Amerika Utara, Eropa, Afrika, dan Amerika Selatan semuanya mengalami tahun terhangat yang pernah tercatat pada tahun 2024, sementara Asia dan Arktik mengalami tahun terhangat kedua.

Menurut NOAA, meski demikian, tren pemanasan global secara keseluruhan jelas. Sepuluh tahun terpanas di planet ini sejak 1850 semuanya terjadi dalam satu dekade terakhir.

Karena itu para ilmuwan memperingatkan bahwa Bumi menuju ke arah yang berbahaya, meskipun belum terlambat bagi negara-negara di dunia untuk cepat-cepat mengurangi emisi guna mencegah kenaikan suhu yang semakin parah hingga ke tingkat yang bisa menimbulkan bencana. (*)