TIMES MATARAM, MATARAM – Memasuki satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran), sejumlah program strategis nasional mulai menunjukkan hasil yang signifikan.

Salah satu program yang mendapat sorotan positif adalah program swasembada pangan, yang dinilai telah memberikan dampak besar terhadap sektor pertanian dan ketahanan pangan nasional.

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menilai program swasembada pangan ini tidak hanya meningkatkan produksi pangan, tetapi juga memperkuat kesejahteraan petani di berbagai daerah.

“Selama setahun terakhir, kita bisa melihat dampak nyata dari program swasembada pangan. Tidak ada lagi kelangkaan pupuk di tingkat petani, harga hasil panen lebih stabil, dan praktik permainan harga oleh oknum sudah sangat berkurang,” ungkap Wakil Ketua PP KAMMI Herianto, Selasa (21/10/2025).

Dampak Langsung Bagi Petani dan Rantai Produksi 

Menurut Herianto, keberhasilan program pangan ini bukan hanya dilihat dari sisi produksi, tetapi juga dari keberhasilan pemerintah dalam menghubungkan rantai pasok dari hulu ke hilir secara langsung dengan masyarakat.

Ia menyoroti keberadaan Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai inovasi besar dalam menyerap hasil panen petani.

“Dengan adanya Dapur MBG, petani memiliki banyak alternatif pasar. Mereka tidak perlu khawatir harga turun saat panen raya karena sudah ada mekanisme pembelian langsung. Hal ini membuat ekonomi pedesaan menjadi lebih stabil, walaupun tidak semua hasil panen dapat ditampung oleh dapur MBG,” jelas Herianto.

Program MBG disebut menjadi solusi nyata terhadap permasalahan klasik di sektor pertanian, seperti sulitnya pemasaran hasil panen dan permainan harga oleh tengkulak. Para petani kini lebih terlindungi dan memiliki kepastian pasar.

Pemerintah Dinilai Serius Wujudkan Kemandirian Pangan

Herianto juga mengapresiasi upaya pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui pembangunan infrastruktur pertanian, akses permodalan, dan penyediaan teknologi tepat guna.

Menurut dia, program ini merupakan bentuk nyata dari keseriusan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat kemandirian pangan dalam negeri.

“Saya ini berasal dari desa, dan orang tua saya juga petani. Program ini benar-benar menyentuh masyarakat akar rumput. Dari penyediaan pupuk, proses tanam, distribusi hasil panen, hingga pengawasan harga di pasar, semuanya terintegrasi dengan baik. Ini adalah model pembangunan pangan yang patut dipertahankan,” katanya.

Herianto berharap agar pemerintah tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan pangan nasional. Ia juga menekankan pentingnya perluasan program swasembada pangan ke wilayah-wilayah yang masih tertinggal secara infrastruktur dan akses pertanian.

“Capaian satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran ini adalah langkah awal yang baik. Ke depan, kami berharap pemerintah terus meningkatkan efisiensi dan memastikan bahwa kesejahteraan petani menjadi prioritas utama,” ucapnya. (*)