TIMES MATARAM, MATARAM – Jenazah pekerja migran Indonesia (PMI) asal Desa Belanting, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Muhammad Kaharudin, telah berhasil dipulangkan dari Malaysia. PMI non-prosedural ini telah bekerja di sektor perkebunan kelapa sawit di Malaysia selama kurang lebih lima tahun dengan menggunakan paspor kunjungan.

Pelaksana Tugas Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja Disnakertrans NTB, M. Amang Yusran, mengonfirmasi insiden yang menimpa warga negara Indonesia tersebut. "Yang bersangkutan mengalami kecelakaan lalu lintas (tabrak lari) di kawasan Batu Fahad, Malaysia, pada 28 September 2025, yang menyebabkan almarhum meninggal dunia," jelas Amang di Mataram, Jumat (10/10/2025).

Proses pemulangan jenazah ini dimulai setelah pihak Disnakertrans NTB menerima informasi dari keluarga almarhum. "Setelah menerima pengaduan tersebut, tim dari Disnakertrans NTB segera melakukan pendalaman informasi dan koordinasi langsung dengan pihak keluarga untuk mendapatkan data lebih lanjut," terang Amang. Informasi kematian tersebut diterima pada Kamis (2/10/2025) malam pukul 22.35 Wita.

Melalui koordinasi intensif dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur dan BP3MI NTB, proses pemulangan jenazah kemudian dapat diupayakan. "Disnakertrans NTB juga telah berkomunikasi langsung dengan pihak agency tempat almarhum bekerja. Berdasarkan hasil komunikasi tersebut, agency menyatakan bertanggung jawab penuh atas pemulangan jenazah dan memastikan bahwa jenazah akan dipulangkan ke Indonesia pada hari Minggu, 5 Oktober 2025," ucap Amang.

Keluarga almarhum telah menerima informasi resmi mengenai perkembangan proses pemulangan ini dan menyetujui langkah-langkah yang telah diambil. Saat ini, proses pemulangan jenazah sedang dalam tahap finalisasi oleh agency dan KBRI. "Kami juga akan terus melakukan pemantauan ketat terhadap proses pemulangan hingga jenazah tiba di daerah asal dan diterima oleh keluarga," pungkas Amang, menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk mendampingi keluarga hingga proses terakhir. (*)