TIMES MATARAM, JAKARTA – Material longsor yang menimbun Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mencapai kedalaman hingga 8 meter. Kondisi ini menjadi tantangan berat bagi tim SAR gabungan dalam melakukan operasi pencarian korban hilang.

“Karena kita lihat bersama bahwa korban-korban ini tertimbun sangat dalam, terutama yang di bawah Dusun Tarukahan. Kedalamannya berkisar antara 2–3 meter hingga 8 meter,” ungkap Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, saat meninjau lokasi bencana pada Sabtu (15/11/2025).

Melihat kondisi yang menantang, tim SAR menambah jumlah alat berat untuk mempermudah pencarian. Awalnya hanya dua alat berat yang diterjunkan, kemudian bertambah menjadi empat, dan kini jumlahnya sudah tujuh unit. “Kami juga mendapat bantuan tambahan dari Kementerian PU. Nantinya jumlah alat berat akan meningkat hingga 12 unit,” jelas Budi.

Selain fokus pada pencarian, pemerintah memastikan kebutuhan dasar para korban dan masyarakat terdampak bencana terpenuhi. “Perlu kami sampaikan bahwa seluruh kebutuhan dasar baik korban maupun terdampak bencana alam ini sudah terpenuhi,” tambah Budi, menegaskan bahwa masyarakat mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah.

Hingga hari ketiga pencarian, total enam korban meninggal berhasil ditemukan. Namun, 17 korban masih hilang dan menjadi prioritas utama tim SAR dalam operasi evakuasi. Kondisi medan yang berat membuat proses pencarian berlangsung lambat, namun upaya terus dilakukan dengan koordinasi antara BNPB, TNI, Polri, dan pihak lokal.

Longsor di Cibeunying menjadi peringatan serius mengenai resiko bencana di wilayah rawan longsor, terutama saat curah hujan tinggi. Pemerintah daerah terus mengimbau warga untuk tetap waspada dan mengikuti arahan tim evakuasi. (*)