TIMES MATARAM, MATARAM – Kepala Bidang Investasi dan Pariwisata Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI), Ogy Sugianto mendesak Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, untuk segera melakukan reshuffle terhadap Menteri Pariwisata.
Desakan PP KAMMI kepada Presiden Prabowo untuk reshuffle kabinet ini muncul setelah kinerja Kementerian Pariwisata RI dinilai lemah, minim terobosan dan hanya terfokus pada agenda seremonial semata.
"Menteri Pariwisata sekarang tidak jelas langkahnya. Lebih banyak melakukan agenda seremonial semata, sementara masalah mendasar tidak terselesaikan. Padahal sektor pariwisata bukan hanya soal promosi, tapi juga menyangkut infrastruktur, tata kelola, dan keberpihakan kebijakan," tegas Ogy Sugianto dalam keterangan resminya, Kamis (25/9/2025).
Potensi Besar Tapi Gagal Dimanfaatkan
Ogy menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi pariwisata luar biasa, mulai dari keindahan alam, kekayaan budaya, hingga kuliner yang beragam. Namun, menurutnya, semua itu tidak diiringi dengan langkah strategis dari Menteri Pariwisata RI.
"Dengan potensi sebesar ini, kita harusnya bisa bersaing di tingkat global. Tapi nyatanya, kebijakan yang dikeluarkan tidak mampu menjawab tantangan zaman," ujar ketua PP KAMMI yang juga dikenal sebagai pegiat wisata.
Sebagai perbandingan, Ogy menyoroti kesuksesan negara tetangga. Malaysia, misalnya, mencatat 16,9 juta kunjungan wisatawan mancanegara sepanjang Januari hingga Mei 2025, naik sekitar 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (sumber: The Straits Times).
Sementara itu, Indonesia justru mengalami stagnasi, bahkan penurunan dari target semula.
"Malaysia dan Vietnam semakin menjadi primadona di Asia Tenggara. Harusnya Menteri Pariwisata kita menjadikan mereka sebagai rujukan. Tapi yang terjadi justru sebaliknya: arah pariwisata Indonesia tidak jelas, program tidak terintegrasi, dan gebrakan baru pun tidak terlihat,” jelas ketua PP KAMMI.
Tak Sinkron dengan Visi Presiden Prabowo
Lebih jauh, Ogy menilai Menteri Pariwisata saat ini gagal menterjemahkan visi-misi Presiden Prabowo Subianto, yang menitikberatkan pada pembangunan ekonomi berbasis kesejahteraan rakyat.
Menurut Ogy, program-program Presiden Prabowo menunjukkan progres di berbagai bidang, kecuali sektor pariwisata.
"Presiden Prabowo jelas menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas. Namun, Menteri Pariwisata justru gagal memahami dan menerjemahkan visi tersebut ke dalam program konkret. Karena itu, sangat wajar bila publik menilai perlu ada reshuffle,” paparnya.
Indonesia Terancam Tertinggal di Sektor Pariwisata
Jika kondisi ini dibiarkan tanpa evaluasi serius, Ogy memperingatkan bahwa Indonesia bisa semakin tertinggal dibandingkan negara lain di kawasan. Menurutnya, dunia pariwisata adalah sektor strategis yang mampu mendatangkan devisa besar dan menyerap lapangan kerja.
“Kalau pola kerja seperti ini terus dipertahankan, maka kita akan kehilangan momentum. Wisatawan dunia akan lebih memilih destinasi lain yang lebih siap dan ramah, sementara Indonesia hanya menjadi penonton. Ini berbahaya bagi masa depan pariwisata kita,” tegas Ogy.
Atas dasar itu, PP KAMMI menyampaikan seruan terbuka kepada Presiden Prabowo untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Kementerian Pariwisata, serta mengganti Menteri Pariwisata dengan sosok yang lebih kompeten.
“Segera ganti Menteri Pariwisata. Jangan sampai sektor strategis ini terabaikan hanya karena kepemimpinan yang lemah dan minim terobosan. Indonesia butuh figur yang berani, visioner, dan mampu membawa pariwisata menjadi pilar utama pembangunan ekonomi nasional,” tandas ketua PP KAMMI Ogy Sugianto.(*)
Pewarta | : Anugrah Dany Septono |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |